Oleh: Azizatun Nisa’
Guru dan Ilmu
Secara bahasa, al-‘ilmu merupakan isim mufrod dari ‘ulûmun yang berarti al-ma’rifah (pengetahuan). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan suatu gejala tertentu dalam bidang pengetahuan.
Guru merupakan seorang pendidik dan pengarah untuk para peserta didik. Menjadi seorang guru merupakan profesi yang sangat mulia. Guru merupakan pewaris ajaran Nabi ﷺ yang dianggap teladan perkataan dan perbuatannya karena dianggap mulia.
Kemuliaan orang ynag berilmu juga diakui oleh sahabat Rasulullah ﷺ dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
“Kedudukan para ulama (Orang yang berilamu tujuh ratus derajat di atas kaum mukminin. Jarak antara dua derajat sejauh seratus tahun perjalanan)”.
Antara Guru dan Dunia Pendidikan
Dunia pendidikan menjadi salah satu tempat terakhir umat untuk masa depan dan bangsa. Dunia merupakan sarana pendidikan yang banyak diharapkan oleh masyarakat, karena perubahan suatu negara harus dimulai dari reposisi yang komprensif dalam ranah pendidikan, dan hanya dunia pendidikan yang dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, berkarakter moralis, serta idealis.
Proses pendidikan akan berjalan dengan adanya guru sebagai unsur utamanya, karena posisi guru dalam pelaksanaan pendidikan berada digaris terdepan untuk menjamin proses pembelajaran yang berkualitas, maka guru harus memiliki standar kompetensi.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan pengetahuan generasi muda. Seorang guru memiliki peran yang sangat besar dalam proses pendidikan ini. Namun, dalam menjalankan tugasnya, seorang guru harus berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perilaku yang dapat merugikan orang lain, salah satunya adalah perilaku “menjawab tanpa ilmu”.
Saat Berperan
Guru yang baik seyogyanya memiliki banyak ilmu agar dapat memberikan banyak wawasan kepada para peserta didiknya dan orang di sekitarnya.

Seorang pengajar merupakan pemegang peranan utama dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses pendidikan mengandung serangkaian perbuatan pengajar / guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung untuk mencapai tujuan tertentu.
Peran pengajar tidak hanya sebatas memberikan pengajaran saja, namun juga turut berperan dalam memaksimalkan setiap potensi dari masing-masing peserta didik.
Menjawab tanpa ilmu merupakan prilaku yang harus di hindari. Terutama oleh seorang guru. Karena hal tersebut dapat merusak kredibilitas dan otoritas dalam lingkungan pendidikan.
Seorang guru apabila ada peserta didik yang bertanya padanya. Guru tersebut tidak mengetahui jawaban tersebut, maka guru hendaknya tidak memberikan jawaban sembarangan kepada peserta didiknya.
Hal yang melatar belakangi guru bersikap seperti itu bisa jadi disebabkan oleh rasa malu apabila guru tidak dapat menjawab pertanyaan dari peserta didiknya, bisa jadi juga karena kurangnya wawasan yang dimiliki guru dalam hal tersebut.
Oleh karena itu menjadi seorang guru dituntut untuk mengetahui segala hal, meskipun hal tersebut bukan sesuatu dari bidang yang digelutinya.
Guru Hari Ini
Realita yang banyak terjadi diluar sana adalah banyak seorang guru yang merasa gengsi apabila tidak dapat menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh pesera didiknya sehingga guru menjawab pertanyaan tanpa didasari ilmu.
Padahal hal tersebut merupakan prilaku yang tidak bertanggung jawab, dan berpotensi merugikan peserta didik dan proses pembelajaran secara menyeluruh.
Misalnya seorang guru ditanyai pesoalan yang guru tersebut sendiri tidak mengetahuinya dan sembarangan menjawabnya, kemudian orang tersebut ditanyai persoalan yang serupa dan menjawab dengan jawaban yang serupa seperti yang diberikan guru padanya tanpa diketahui bahwa jawaban tersebut salah maka pemahaman yang salah tersebut dapat merugikan banyak orang.
Penting Bagi Guru
Oleh karena itu guru yang memiliki sifat seperti ini cenderung merasa bahwa ia sudah mengetahui banyak hal dan memiliki ilmu yang banyak sehingga merasa tidak perlu untuk belajar lagi, juga merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya.
Karena seorang yang tidak jujur akan pengetahuannya cederung akan tergoda menjawab tanpa didasari ilmu. Seyogyanya seorang guru harus selalu jujur tentang ilmu pengetahuannya dan tidak takut untuk mengakui ketidak tahuannya akan sesuatu tersebut.
Seorang guru harus menyadari bahwa tidak ada orang yang tau segalanya. Bahkan sekelas nabi Muhammad saja apabila tidak mengetahui sesuatu karena belum mendapat wahyu dari Allah saja tidak malu untuk mengatakan tidak tau.
Para ulama pun seperti itu apabila tidak mengetahui sesuatu tidak akan menjawab sebelum mencari tau jawaban tersebut, dan penting untuk mengakui ketidak tahuan dan mencari jawaban yang benar apabila tidak yakin.
Guru Hendaknya
Menjawab tanpa didasari ilmu termasuk suatu tanda kebodohan yang dimiliki guru, juga merupakan tanda ketidak jujuran guru. Hendaknya seorang guru selalu berusaha untuk belajar lebih banyak ilmu, mengakui ketidak tahuan dan kepastian jawaban, menggunakan sumber yang terpercaya untuk di berikan pada peserta didik.
Kalau tidak tau jangan malu untuk mengatakan tidak tau, jangan merasa minder apabila tidak dapat menjawab pertanyaan peserta didik, dan tidak hanya mementingkan kepentingan sendiri tapi juga mementingkan kepentingan orang lain.