Oleh: Muhammad Rosyid
Pendidik profesional; dalam prakteknya ada beragam tipenya. Keberadaan tipe -tipe tersebut ada yang menguntungkan bagi pendidikan, juga ada yang mengurangi kualitas prosesnya; bahkan mengganggu dan merugikan. mengetahui jenisnya akan menjadi alat ukur, jenis apa yang seharusnya diikuti, dan tipe yang harus dihindari.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik baik dari jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Seorang guru bukanlah hanya sebagai tenaga pengajar saja, lebih dari itu guru menjadi sumber perbaikan, menjadi contoh, menjadi tauladan dan memberikan bimbingan kepada anak didiknya agar anak didik tersebut tetap berada di jalan yang benar.[1]
Para guru adalah orang yang paling dilihat kesehariannya oleh masyarakat- pada setiap aktivitas serta tingkah laku . Terutama pada murid itu sendiri yang melihat setiap harinya keseharian guru. Disini tugas guru bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu yang dimiliki kepada murid, akan tetapi tingkah laku dan perbuatan akan mereka tiru..
UU dosen dan guru telah mengatur tuntutan dalam mengajar. Namun terkadang, kenyataan pada hari ini guru di Indonesia belum memenuhi kriteria sebagai guru professional. Dengan demikian kami menjelaskan ada tipe-tipe guru yang menggambarkan kemampuan dan kelayakan guru dalam mengajar.
Guru materialistis
Dia tidak memandang pekerjaan guru kecuali dari sudut pandang ini “aku ngajar dapat apa” dia tidak memilih pekerjaan ini kecuali memandang dari antara untung dan rugi. Ciri ini ada pada seorang guru yang hanya memandang dari segi harta, bukan semata karena ingin mencerdaskan anak bangsa.
Guru yang menganggap dirinya orang yang bernasib buruk
Dia yang selalu mengeluhkankan waktunya menjadi seorang guru, dia yang selalu pesimis diantara orang otptimis, dia memandang dengan sisi kerugian diamana orang lain merasa dalam keadaan untung, dia tidak mengerti kemuliaan mengajar itu, maka dia tidak akan naik ke tingkat professional yang artinya tidak akan berkembang. Karena menganggap menjadi guru adalah pekerjaan yang rendahan.
(orang yang selalu meremehkan pekerjaan nya tidak akan berkembang dari situasi yang ia lakukan, akan tetapi kalau dia menerima dan terus berkembang ia akan menjadi orang yang sukses. Itulah yang menjadi tolak ukur kesuksesan)
Guru yang tidak memiliki kepedulian
Dia melihat anak-anak muslimin terjerumus pada kerusakan dan kemaksiatan akan tetapi ia tidak memperdulikannya. Dia menganggap itu bukan urusan nya, karena dia hanya berfikir kerjaannya hanyalah ngajar. Ini adalah satu pemikiran acuh tak acuh dari seorang guru, dia hanya menunaikan pekerjaannya dalam mengajar tanpa memperhatikan perkembangan dan pergaulan anak-anak didiknya. Tipe guru seperti ini akan membekas buruk di dalam hati murid ketika mereka mulai berfikir dewasa.
Guru yang terpaksa
Dia mendapatkan pekerjaan selain guru, atau dia tidak ingin kemana-mana dan terpaksa memilih seorang guru. Dikarenakan tidak ada pilihan lain kecuali guru, ia pun terpaksa menjadi guru untuk mengisi waktu kosong. Guru yang seperti ini tidak akan ada kesemangatan dan tujuan dalam mendidik murid-muridnya.
Guru ideal
Kita menginginkan seorang guru yang mendapatkan hak (gaji) nya dia bisa menikmati profesinya, namun disini harapan untuk kehidupan yang dunia tidak menjadi tujuan utama nya. Dia memilih jalan ini untuk berkhidmat untuk umat dan menyiapkan generasi terbaik. Dan ia punya kepedulian sangat luar biasa sampai menganggap bahwa anak yang diajar adalah anak nya sendiri , dan memperbaiki mereka adalah pekerjaan paling utama. Dan menanamkan bahwa mengajar adalah tanggung jawab nya, kemudian menunaikan tugas-tugasnya , agar ketika mendapat gaji ia merasa tenang dan puas saat menerimanya.
(jika sudah menjadi guru haruslah maksimal mengerjakan nya ia akan mendapatkan rezeki yang tidak disangka. Jangan pernah menggaji guru di dengan Ikhlas akan tetapi muliakan dengan usahanya).
Dari uraian diatas, nampak tipe yang utama, maka dengan segala upaya menciptakan guru ideal adalah sebuah tuntutan. Semoga muncul banyak guru yang berdedikasi tinggi siap menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka ideal mendidik untuk kemajuan bangsa, menjadi educated nation dan berjaya dalam kemajuannya.
____________
[1] Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan Dan Pengajaran, Jakarta : Hidakarya Agung, 1990, hlm. 61
Satu pemikiran pada “Pendidik Profesional, Bertipe?”