Oleh: Azizatun Nisa’
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.[1] Guru harus berusaha agar dapat menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional.
Peran guru bukan sekedar mengarahkan dan memberikan materi pembelajaran akan tetapi guru harus bisa berperan sebagai motivator kepada anak didik, dengan adanya guru memberikan motivasi kepada anak didik, sungguh akan menjadi pengaruh terbesar dalam menyampaikan hasil belajar yang diinginkan. Siswa dari malas menjadi rajin, dari bodoh menjadi cerdas, dari nakal menjadi patuh dan dari gagal menjadi berhasil. Itu semua akan ada dengan adanya guru selalu memberikan motivasi kepada anak didiknya agar untuk bisa bertumbuh berbagai keberhasilan dan minat yang mantap dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan untuk bisa menjadi manusia yang berbakat dan cerdas bagi agama dan bangsa.[2]
Tugas guru sangatlah banyak, tugas guru juga bukan hanya sebatas aktivitas yang terjadi di sekolah namun juga diluar sekolah. Begitu juga dengan pembinaannya bukan hanya bersifat kelompok namun juga bersifat individual.[3] Tugas guru diantaranya, sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, inisiator, fasilitator, pembimbing, dan motivator serta masih banyak tugas guru yang lainnya.[4]
Motivasi berasal dari kata “motif” yaitu kekuatan, yang ada dalam diri individu dan membuat individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung namun dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkitan tenaga munculnya tingkah laku tersebut.[5]
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan suatu aspek dinamis yang sangat penting. Karena dari motivasi tersebut dapat membangkitkan kemampuan dan prestasi siswa yang mana itu tidak berkembang karena kurang adanya dorongan dan motivasi. Siswa yang berprestasi rendah terkadang bukan karena kemampuannya yang rendah namun kurangnya motivasi dan dorongan pada diri siswa tersebut.[6]
Motivasi merupakan keinginan atau dorongan dalam diri setiap individu untuk melakukan suatu hal. Dorongan ini bisa berasal dari orang lain maupun datang dalam diri orang tersebut. untuk itu sangat diperlukannya motivasi belajar bagi peserta didik supaya pembelajaran bisa menjadi lebih efektif karena antusiasme terhadap belajar peserta didik sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal untuk pembelajaran yang sesuai dengan 4 tujuan pendidikan. Jadi motivasi belajar itu sangat penting, untuk itu menjadi seorang guru tidak hanya memaksimalkan kompetensi pedagogik untuk menyampaikan materi tapi juga harus bisa berperan menjadi seorang motivator untuk membuat peserta didik menjadi lebih semangat.[7]
Dalam pendidikan formal Menurut Cece Wijaya peran guru sangat beragam sekali di antaranya adalah:
- Guru Sebagai pembimbing
- Guru Sebagai Pengatur Lingkungan
- Guru Sebagai Partisipan
- Guru Sebagai Konselor
- Guru Sebagai Supervisor
- Guru Sebagai Motivator
Motivasi terbagi menjadi dua, yakni intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar. Berikut ini beberapa golongan motivasi belajar ekstrinsik, yakni:
- Belajar demi memenuhi kewajiban
- Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan
- Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan
- Belajar demi meningkatkan gengsi sosial
- Belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, misalnya guru dan orangtua
- Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau dengan memenuhi persyaratan kenaikan jenjang.[8]
Guru sebagai motivator mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, maka dari itu seorang guru harus profesional dan sosialisasi diri. Dalam peranannya, guru dapat menjadi sebagai motivator dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut.
- Pemberian angka/simbol yang dapat diberikan kepada siswa agar semangat siswa meningkat.
- Hadiah dapat diberikan kepada siswa sebagai bentuk apresiasi dan memacu semangat belajar siswa yang lebih giat lagi, selain itu siswa bagi siswa yang belum mendapatkan hadiah akan merasa termotivasi dan berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah.
- Pujian diberikan kepada siswa yang mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang baik terutama pada saat proses pembelajaran.
- Hukuman diberikan kepada siswa yang mempunyai kesalahan, hukuman diberikan dengan tujuan agar siswa dapat termotivasi untuk berubah menjadi kepribadian yang lebih baik.
- Pemberian evaluasi kepada siswa untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa.
- Pembentukan kebiasaan belajar yang baik seperti meminta siswa mempelajari materi sebelumnya di rumah.
- Membantu kesulitan siswa dalam belajar yang dapat dilakukan secara pribadi ataupun kelompok.
- Metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak cepat jenuh dalam proses pembelajaran.
- Pemberitahuan hasil belajar siswa agar siswa dapat termotivasi untuk mendapatkan nilai yang jauh lebih baik lagi.[9]
__________________________________________________________________________________
[1] Yajib Alhabsyi, skripsi, Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MAN 1 Kota Gorontalo, hal. 29.
[2] Amiruddin Abdullah dan Zulfan Fahmi, jurnal, Peran Guru Sebagai Motivator Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa, 30.
[3] Latifah Husien, Profesi Keguruan, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2017), hal. 67.
[4] Ibid, hal. 68-72.
[5]Hamzah. B Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru Dalam Pembelajaran, Cet. 1 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), hal. 100
[6] Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar, Cet. 1 (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 54.
[7] Novita Sahara, Peran Guru sebagai: Motivator untuk Menumbuhkan Minat Belajar Siswa, hal. 3.
[8] Elly Manizar, jurnal, Peran Guru Sebagai Motivator Di Kelas, hal. 177.
[9] Muhammad Hafiz, dkk, jurnal, Kapita Selekta Pendidikan: Peran Penting guru sebagai motivator siswa, hal. 467-468