Haji 2024 , Kisah di Balik Kemegahan Masjidil Haram. Pelaksanaan haji tahun ini bertepatan pada bulan Juni 2024. Riuh keramaian semakin terasa menuju puncak haji, wukuf di Arafah. Para jama’ah haji memaksakan diri untuk bisa hadir di padang Arafah. Yang berusia lanjut dan yang berkepayahan tetap berusaha hadir di Arafah tanggal 9 Dzulhijah. Wukuf di arafah adalah alah satu rukun haji yang harus tertunaikan. Begitu ruginya jika tahapan ini luput dari rangkaian ibadah haji.
Makah Madinah menjadi pusat kunjungan ibadah bagi orang Islam. Jikalau tidak mungkin bisa hadir untuk menjalankan haji; maka ibadah umrah menjadi pilihan kedua. Mengingat hari ini antrian haji di Indonesia sudah sangat panjang. Di daerah tertentu mencapai seperempat abad penantian. Maka alternatif untuk bisa ke tanah suci adalah ibadah umrah. Kini, umroh menjadi alternatif ke tanah suci; alasan utamanya lebih fleksibel waktunya dan ringan biayanya.
Renovasi Masjidil Haram
Masjidil haram mengalami pemugaran berkali kali. Periode awal pemugaran semenjak masa Khalifah Umar bin Khattab. Kemudian masa Abu Ja’far Almansour melanjutkannya. Pada tahun 783 dinasti Abassiyah melakukan renovasi, saat Muhammad AL Mahdi menginisiasi program ini.
Renovasi selanjutnya pada masa kekhilafahan Utsmaniyah tahun 1570, sultan Selim Al Murad dan putranya merubah kubah kayu dan menambah luasan masjid. Renovasi selanjutnya era Saudi ; masa Raja Abdul Aziz dan raja Fahd.tahun 1926 Raja Abdul Aziz memerintahkan penutupan lantai marmer.
Perkembangan selanjutnya pada masa Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Pada masa ini luasan masjid mencapai 750 ribu; kemudian Era Raja salman melanjutkan proyek monumental ini. Hingga kini bangunan terbesar umat islam ini menuju kesempurnaannya.

Peran Kunci Seorang Arsitek
Pada salah satu etape pembangunan; tepatnya pada masa Raja Fahd ada ada kisah yang yang menggugah. Dr Mohammad Kamal Ismail, seorang arsitek muda yang lahir di Provinis Dakahlia di Kota Mit Ghamr.
Insinyur asal Mesir itu diminta Raja Fahd bin Abdulaziz Al Saud untuk merencanakan dan melaksanakan perluasan dua masjid suci. Kamal, laki-laki kelahiran 13 September 1908 itu memang jauh dari sorotan, tapi buah karyanya tak bisa diragukan.
Mohammad Kamal Ismail merupakan insinyur pertama dari Mesir yang menggantikan insinyur asing di Mesir. Usai lulus sekolah menengah, Ismail muda masuk sekolah teknik Kerajaan dan mengejar gelar doktornya dalam bidang arsitektur di Eropa.
Kecerdasannnya sudah tampak sejak kecil. Dia menyabet gelar lulusan termuda di setiap jenjang pendidikan, termasuk sebagai kandidat termuda yang dikirim ke Eropa untuk program doktoral dari Mesir.

Tidak Menerima Upah
Saat Raja Fahd meminta untuk memperluas bangunan Masjdil Haram dan Masjid Nabawi, Ismail tidak sedikitpun mengharapkan upah. Bahkan ketika Raja Fahd dan Perusahaan bin Laden menawarkan cek kosong untuk diisi sendiri Ismail, dia menolak denganMe sopan.
“Jika saya mengambil uang atas (perluasan) dua masjid suci, bagaimana saya akan menyembunyikan wajah ini dari Tuhan kita,” ujar Ismail.
Dalam hal pekerjaan, Ismail merupakan sosok yang sangat teliti dan penuh pertimbangan terutama dalam merancang erluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Saat mengawasi jalannya pekerjaan pun, Ismail merupakan sosok yang jarang sekali memuji. Tapi Raja Fahd dan Raja Abdullah mempercayai Ismail.
Proyek perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi banyak sekali insinyur, seniman, dan pengrajin yang terlibat. Dalam surat kabar Islamiche Zeitung, ada 600 insinyur yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Mahmoud Bodo Rasch salah satu insinyur muda yang turut andil dalam proyek perluasan dua masjid suci. Selama pengerjaan perluasan masjid, Bodo Rasch mengaku sangat kagum dengan Kamal Ismail yang merupakan kepala Rasch dalam proyek perluasan tersebut. Bodo Serch menyatakan banyak belajar tentang ornamen Islam dari Dr Kamal Ismail.
Bodo Rasch mendesain dan konstruksi 27 kubah lipat. Masing-masing kubah tersebut memiliki berat 80 ton, dibangun di atas sasis baja yang dilengkapi dengan empat motor masing-masing 3 kW dan dapat membuka atau menutup kubah sekitar 400 meter persegi dalam 70 detik.
Lapisan luar kubah terbuat dari keramik tradisional, tetapi pada cetakan serat arbon. Kubah bagian dalam terbuat dari kayu lapis yang bertutupkan dengan ukiran kayu tradisional dari Maroko. Batu semi mulia dan daun emas dimasukkan ke dalam ornamen ini.
Kisah Marmer Yang Berkesan

Ada kisah menarik dan menakjubkan dari Kamal dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek perluasan Masjidil Haram yang ditulis ole Dr. Zaglool Al-Najjar, seorang Earth Scientist.
Kamal berencana untuk menutup lantai masjid dengan marmer putih. Saat itu marmer yang dimaksud hanya tersedia di sebuah gunung kecil di Yunani.
Dia melakukan perjalanan ke Yunani dan menandatangani kontrak membeli sejumlah marmer yang dibutuhkan.
Setelah itu ia kembali ke Mekah dan mulai melakukan penempatan marmer di Masjidil Haram hingga selesai.
Setelah 15 tahun, pemerintah Saudi memintanya untuk menempatkan marmer sejenis di Masjid Nabawi di Madinah.
Sebuah Usaha Istimewa
Ia bingung karena hanya ada satu tempat untuk mendapatkan marmer sejenis, yaitu Yunani. Namun, ia saat itu sudah membeli setengah persediaan.
Kamal pergi ke perusahaan yang sama di Yunani dan bertemu dengan CEOnya, serta menanyakan tentang jumlah yang tersisa.
CEO itu mengatakan bahwa marmer yang itu telah ter jual segera setelah ia pergi 15 tahun yang lalu. Kamalpun menjadi sangat sedih.
Saat hendak meninggalkan kantor perusahaan tersebut, ia bertemu dengan Sekretaris Kantor dan memintanya untuk memberitahukan keberadaan orang yang membeli sisa jumlah marmer tersebut.
Dia menjawab bahwa akan sulit untuk mengetahui dari laporan pejualan yang suda lama itu. Atas permintaan Kamal, dia berjanji akan mencari di catatan lama.
Kamal memberikan alamat dan nomor hotelnya, dan berjanji akan mengunjunginya kembali esok hari.
Keesokan harinya, beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal menerima telepon dari sekretaris yang mengatakan bahwa dia telah menemukan alamat pembeli.
Kamal pergi ke kantor mereka dengan lambat sambil berpikir ‘apa yang akan saya lakukan dengan alamat pembeli, setelah bertahun-tahun berlalu?’
Kamal sampai di kantor dan sekretaris tersebut memberinya alamat perusahaan yang membeli sisa marmer. Ia mengatakan bahwa jantungnya berdenyut dan terpompa sangat dalam saat mengetahui bahwa perusahaan yang membeli marmer tersebut adalah perusahaan Saudi.
Kamal terbang ke Arab Saudi pada hari yang sama dan setibanya di sana, dia langsung pergi ke kantor perusahaan yang membeli marmer tersebut dan bertemu dengan Admin Direktur.
Kamal menanyakan untuk apa marmer yang dia beli bertahun-tahun yang lalu dari Yunani.
Admin Direktur itu berkata, ‘saya tidak ingat.’ Ia lalu menghubungi ruang stok (perusahaan) dan bertanya kepada mereka tentang marmer putih dari Yunani dan mereka mengatakan kepadanya bahwa semua jumlah masih tersedia dan belum pernah terpakai.
Kamal mulai menangis, dan selanjutnya menceritakan kisah lengkapnya kepada pemilik perusahaan.
Kamal memberikan cek kosong kepada pemilik tersebut, dan memintanya menuliskan jumlah yang dia inginkan.
Ketika pemilik perusahaan mengetahui bahwa marmer itu untuk Masjid Nabawi, dia berkata ‘saya tidak akan menerima satu Riyal pun. Allah membuat saya membeli marmer ini dan melupakannya, itu maksudnya untuk digunakan untuk Masjid Nabawi.”
Akhir Hayat Sang Arsitek
Ismail menikah pada usia 44 dan melahirkan hanya memiliki seorang putra. Sepeninggal istrinya, dia memilih hidup sendiri, mengabdikan diri untuk beribadah sampai dia meninggal dunia pada 2 Agustus 2008.Haji 2024 , Kisah di Balik Kemegahan Masjidil Haram