Jika Gagal, Siapa Yang Salah?

No comments

Jika usahanya tidak tampak dalam  deret keberhasilan. Perlulah kiranya menengok, sebab apa itu terjadi.

Utamanya, lihat diri sendiri. Sebelum memastikan pihak lain penyebabnya.

Bisa jadi gagalnya langkah, karena gagalnya kita memahami langkahnya. Maka evaluasi diri layak diseriusi.

Pun, jika terjadi gagal karena pihak lain; pastikan gagal itu seberapa peran gagal itu karena orang lain.

Bisa jadi; gagalnya itu karena kita salah memahami maksud pihak lain.

Karenanya, sebelum memastikan pihak lain  sebagai aktor kegagalan, diri sendirilah yang prioritas untuk dievaluasi.

Memang menempatkan diri sebagai pihak salah itu tidak mudah. Seringnya saat gagal menimpa; letak penyebab bukan lah saya.

Mengakui kesalahan diri dalam peran  sebelum orang lain akan lebih menentramkan, plus baik bagi hati dan hubungan dengan kolega.

Self Management

Maka penting Mengembangkan self Management dalam diri. Mengatur diri agar berada di posisi yang tepat dalam sebuah proyek bersama.

Kita tahu memimpin untuk diri sendiri itu lebih mudah untuk memaafkan kesalahan diri. Berbeda dengan memimpin sebuah organisasi, segala lini ada yang mengontrol.

Setiap kita hakekatnya adalah sedang memimpin. Nabi mengantarkan, “Setiap kalian adalah memimpin dan setiap kalian bertanggungjawab atas yang dipimpin.”

Status Pemimpin

Kalaulah bukan memimpin organisasi, sudah pasti memimpin diri sendiri. Dan kepemimpinan yang kita perankan akan ada pertanggunjawabannya. Kesadaran ini perlu diasah, sehingga mampu memunculkan diri  prima dalam perannya.

Pada akhirnya proyek – proyek yang sedang di kerjakan,  mulai evaluasi diri baru orang lain.

Sehingga, berbenah itu menjadi layak untuk dieksekusi. Dan senantiasalah berbenah agar selanjutnya menjadi baik.

Namun, jangan lupa dengan  tawakal total sebagai bingkainya..

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar