Oleh Maulida Nugrah Fitra
Seorang guru tentu menginginkan anak didiknya sukses dalam menempuh proses belajarnya. Ada banyak strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk meraih keinginan tersebut. Salah satunya adalah dengan memberikan pujian kepada anak didik.[1] Tidak dipungkiri bahwa pujian dapat membawa dampak yang besar dalam jiwa peserta didik. Pujian dapat menggerakkan perasaan dan jiwa anak.[2]
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhậri dan Ibnu Umar radhiyallậhu ‘anhumậ bahwa pada zaman Rasulullah Shallallậhu ‘alaihi wa Sallam ada seseorang yang apabila dia bermimpi maka akan selalu menceritakan kepada Rasulullah Shallallậhu ‘alaihi wa Sallam, dan Ibnu Umar juga menginginkan hal yang serupa. Saat itu Ibnu Umar masih di usia belia dan seringkali tidur di masjid.
Pada suatu hari Ibnu Umar bermimpi bahwa seakan-akan ada dua orang malaikat yang membawa Ibnu Umar ke neraka. Kemudian Ibnu Umar mendeskripsikan neraka itu berbentuk bundar seperti sumur dan memiliki dua buah tanduk. Di dalam neraka Ibnu Umar melihat ada terdapat orang-orang yang dikenalnya. Ibnu Umar mengucapkan ta’ậwudz dan malaikat yang lain mengatakan supaya Ibnu Umar tenang dan jangan khawatir. Ibnu Umar menceritakan mimpinya kepada Hafsah, dan Hafshah menceritakan mimpi tersebut kepada Rasulullah Shallallậhu ‘alaihi wa Sallam. Beliau bersabda:
“Sebaik-baik orang adalah Abdullah, kalau dia mau mengerjakan shalat malam.”
Sejak saat itu Ibnu Umar jarang tidur malam untuk mengerjakan shalat malam.[3]
Dari cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Rasulullah Shallallậhu ‘alayhi wa Sallam memuji Ibnu Umar, namun dalam pujiannya terkandung sebuah motivasi. Yaitu memotivasi Ibnu Umar supaya rajin mengerjakan shalat malam. Contoh semacam ini yang sekiranya dapat ditiru oleh para pendidik.
Pujian merupakan bentuk apresiasi bagi anak didik yang diberikan oleh pendidik saat ia berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Dengan pujian yang didapat, anak akan merasa dihargai dan membuatnya lebih berusaha untuk mencapai suatu hal dengan lebih baik lagi. Pujian juga dapat meningkatkan kemampuan anak didik secara kemandirian. Pujian juga berperan penting untuk meningkatkan motivasi diri anak dalam belajar.[4]
Kaitannya dengan motivasi, anak didik memerlukan kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena dengan adanya motivasi, anak didik dapat lebih bersungguh-sungguh. Dengan kesungguhan dan baiknya kualitas pembelajaran tersebut, maka tujuan daripada pembelajaran akan lebih mudah untuk dicapai.[5]
Pendidik memiliki pengaruh besar terhadap dorongan motivasi peserta didiknya. Namun, masih ada sebagian pendidik yang belum maksimal dalam hal konsep penyampaian pujian yang sesuai. Perlu diperhatikan bagi pendidik untuk tidak terlalu sering memberikan pujian, karena itu dapat menimbulkan dampak negatif pada anak didik. Oleh karena itu, berikan pujian sewajarnya saja.[6]
Hendaknya setiap pendidik memiliki perhatian dalam hal pemberian pujian terhadap anak didik. Pemberian pujian oleh pendidik akan mempengaruhi motivasi belajar anak didik. Apabila peserta didik sudah memiliki motivasi belajar, maka anak akan lebih mudah untuk menerima pelajaran dan menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan lebih kondusif.
__________________________________________________________________
[1] As’adut Tabi’in, “Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar pada MTsn Pekan Heran Indragiri Hulu”, Jurnal Al-Thariqah, Vol. 1, No.2, Desember 2016, hal. 158.
[2] Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting, Cara Nabi SAW Mendidik Anak, Terj. Farid Abdul Aziz, Cet. VIII, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2018), hal. 194.
[3] Muhammad, Prophetic…, hal. 194.
[4] Endah Wijayanti, “Pentingnya Pujian untuk Anak, Ini 4 Alasannya”, dalam Fimela.com, diakses pada Senin 04 Desember 2023, 10:05 WIB.
[5] As’adut, “Kompetensi…, Vol. 1, hal. 157.
[6] Almaydza Pratama Abnisa, Prinsip-Prinsip Motivasi dalam Pembelajaran Perspektif Al-Qur’an, Cet. I, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2020), hal. 415.