Oleh: Yumna Nur Izzah
Salah satu petunjuk dalam ta’lim yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ adalah memperhatikan perbedaan pribadi peserta didik. Peserta didik bagaikan barang yang berharga. Masing-masing dari mereka memiliki kemampuan, kecerdasan, kegigihannya, persiapan belajar, dan prestasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memiliki keterampilan menerima perbedaan peserta didik di dalam berintraksi kepada mereka dan sepatunya berlaku adil terhadap mereka.[1] Sebagaimana dalam hadits Nabi ﷺ:
Dari Abu Rif’ah Radhiyyallahu anhu berkata: “Aku tiba di tempat Rasulullah ﷺ dan beliau sedang berkhutah. Lalu aku berkata kepada beliau: ‘Wahai Rasullullah, ada orang asing yang bertanya kepada anda untuk bertanya tentang agama, ia tidak tau apa agamanya’. Maka Rasulullah mendatangiku dan memutuskan khutbahnya. Ketika beliau sampai di dekatku, diberilah sebuah kursi- aku memperkirakan kaki-kakinya terbuat dari besi-untuk beliau duduki. Selanjutnya Rasulullah ﷺ duduk di kursi tersebut dan mengajarkan kepadaku perihal agama yang telah diajarkan Allah kepada beliau. Setelah itu, beliau meneruskan khutbahnya hingga selesai”.[2]
Seorang guru seyogyanya mengenali dan memahami gaya belajar peserta didiknya agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan meyenangkan. Gaya belajar peserta didik dapat dilihat dari bagaimana mereka memahami informasi yang di sampaikan oleh guru. Selain itu, Memahami perbedaan gaya belajar peserta didik berguna untuk memudahkan guru dalam merancang pembelajar berdasarkan gaya belajar peserta didik.[3]
Gaya belajar ialah bagaimana sebuah informasi dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari bagaimana ia dapat menyerap informasi, sampai kemudian dapat mengaturnya.[4] Peserta didik yang mengenal gaya belajarnya sendiri, maka akan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk membantu dirinya agar dapat belajar lebih cepat dan lebih mudah.[5]
Tipe Gaya Belajar
Setiap peserta didik memiliki gaya belajarnya sendiri-sendiri. Secara garis besar ada tiga gaya belajar yang dimiliki setiap induvidu.
Visual
Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat.[6] Peserta didik yang memiliki gaya belajar virtual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah gurunya dalam memahami materi yang disampaikan. Ketika menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan orang lain peserta didik yang memiliki gaya belajar seperti ini lebih menyukai menggunakan foto, membuat gambar, memadukan warna, dan belajar menggunakan peta.[7]
Auditori
Gaya belajar dengan cara mendengar.[8] Peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori dapat belajar dengan cepat melalui diskusi verbal atau mendengarkan apa yang dikatakan oleh pendidik. Peserta didik tersebut dapat memahami makna suatu yang disampaikan melalui suara, kecepatan berbicara, dan hal-hal auditori lainnya. Peserta didik yang memiliki gaya belajar seperti ini biasanya akan lebih cepat menghafal dengan membaca teks dengan suara yang keras atau mendengarkan audio dari materi yang disampaikan. Selain itu, siswa yang memiliki gaya belajar seperti ini juga memiliki sensivitas dalam nada dan ritme. Mereka biasanya dapat menyayi, memainkan alat musik, dan mengenali suara dari instrumen yang ada.[9]
-
Kinestetik
Gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja dan sentuhan.[10] Peserta didik yang memiliki gaya belajar ini dapat belajar melalui gerakan, sentuhan, ataupun praktik. Mereka biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk beraktivitas dan bereksplorasi sehingga tidak betah duduk dalam waktu yang lama.[11]
______________
[1] Muhammad bin Abdulllah al-Duwaisy, Al-Mudarris wa al-Mahârâtu al-Taujih, Cet. II, (Riyadh: 1994), hal. 21.
[2] HR. Al-Muslim, Kitab al-Jumu’ah, Bab Hadits al-Ta’lîm fî al-Khutbah, No. 876.
[3] Santi Maelani dkk, “Pentingnya Mengenali Gaya Belajar Siswa Sekolah Dasar dalam Kegiatan Pembelajaran”, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Abdi Nusa, Vol.3, No 3, Oktober 2023, hal. 161.
[4] Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Cet. I, (Bandung, Kaifa Learning, 2015), hal. 111.
[5] Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning…, hal. 112.
[6] Ibid, hal. 113.
[7] Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar, Metode, dan Aplikasi Nilai-Nilai Spiritualis dalam Proses Pembelajaran, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hal. 30.
[8] Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning…, hal. 113.
[9] Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran …, hal. 31.
[10] Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning…, hal. 113.
[11] Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran …, hal. 31.