Waspadalah Guru, Ghibah berkembang mengikuti mode kekinian

No comments

Oleh Fahrudin Abdus Salam

Pengantar

“Lidah tak bertulang” mungkiin ungkapan ini tidak berlebihan jika kita lihat realita yang ada sekarang. Anggota tubuh sekecil lidah dan tampak lemah ternyata mampu menyakiti hati serta memberinya bekas yang mendalam. Kadang seseorang tidak menyadari saat dia berbicara ternyata telah menyakiti hati orang lain. Baik pria maupun wanita tidak terlepas para guru yang ada di sekolah.

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan rendah diri.Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu dan sebagainya,”.

Ibnul Qayyim juga mengatakan bahwa sebagaimana akhlak terpuji, akhlak tercela juga memiliki akar di mana satuan-satuannya dapat dikelompokkan. Jika akar perilaku manusia ada dalam pikiran dan jiwanya, maka akar penyakit akhlak juga akan selalu ada disana. Salah satu akhlak tercela (mazmumah) yang merupakan penyakit hati yaitu ghibah dan fitnah. 

Dalam tulisan  ini penulis memaparkan pentingnya menjaga lidah dari bahaya membicarakan orang lain baik sepengetahuannya atau pun tidak diketahui olehnya, dan menjelaskan pentingnya menjaga hati dari sikap fitnah.Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Mengenal Ghibah

Secara Bahasa: Lawan dari nampak (Musytaq dari al-ghib), yaitu segala sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang bersumber dari hati atau bukan dari hati.

 Jadi defenisi ghibah secara bahasa adalah membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan

Secara Definisi: Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa Nabi Sallahu alaihi wasallam  

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( أَتَدْرُونَ مَا اَلْغِيبَةُ؟ قَالُوا: اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اِغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتَّهُ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِم

Artinya: Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah.” Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: “Yaitu engkau menceritakan saudaramu apa yang tidak ia suka.” Ada yang bertanya: Bagaimana jika apa yang aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?. Beliau menjawab: “Jika padanya memang ada apa yang engkau katakan maka engkau telah mengumpatnya dan jika tidak ada maka engkau telah membuat kebohongan atasnya.” Riwayat Muslim.

Ghibah adalah termasuk dalam dosa besar sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

(artinya) : “Janganlah sebagian kalian menggunjing/ mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati ? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Al Hujurat : 12)

Jenis-Jenis Ghibah

  1. Aib dalam agama
  2. Aib fisik
  3. Aib duniawi
  4. Aib keluarga 
  5. Dampak Ghibah Terhadap Lembaga Pendidikan 

Pelaku ghibah sebagaimana yang disebutkan di dalam Qs Al Hujurat : 12, seperti orang yang memakan bangkai saudaranya, tentunya yang mendengar dan menyetujuinya sama dosanya dengan orang yang melakukannya. 

Jika ghibah sudah menyebabkan menjadi trend di Lembaga pendidikan, maka kehidupan mereka tidak akan tenang karena satu dengan yang lainya sudah saling mencurigai dan membicarakan kejelekannya masing-masing.

Perkara yang baik menjadi nampak buruk, yang buruk tamoak baik. Perkaranya menjadi terbalik. Ini semua berangkat dari kaca mata ghibah dalam memandang berbagai hal.  Persaingan menunjukan prestasi dan keunggulan juga berpotensi mengantarkan ghibah di tengah- tengah komunitas akademisi.

Diantara dampak yang muncul adalah hubungan antara para guru dan murid  menjadi  terganggu dan pada akhirnya terjadi tindakan yang tidak baik, hingga sampai pada  tindakan anarkis di mana-mana yang menyebabkan hancurnya lembaga tersebut.

Ghibah di Era Modern

Kemajuan teknologi yang terjadi sekarang bukan saja memberi dampak positif, namun dampak negatif pun sangat banyak. Ini sangat tergantung kepada seberapa bijaknya kita dalam menggunakan teknologi. 

Era digital yang kian membumi ini tentu saja tidak akan dapat kita bendung lagi, karena dalam era digital ini telah menjanjikan banyak kemudahan kepada manusia; dari mendapatkan informasi, kebutuhan hidup, pengetahuan, pengajian sampai berinteraksi dengan manusia lain dibelahan bumi yang berbeda.

Media sosial (medsos) seperti Facebook, Twitter, Instagram, Blogger, dan lain-lain adalah beberapa media digital yang sangat mudah digunakan oleh siapa saja, tanpa ada batasan umur, ilmu, adab dan kedewasaan dalam menggunakannya. 

Seseorang yang sudah bisa menggunakan gadget, komputer atau perangkat modern lainnya dan terkoneksi dengan internet, tentunya sudah pasti bisa menggunakan aplikasi medsos-medsos tersebut.

Menulis sesuatu yang terdapat pada diri sesorang muslim sedang ia tidak suka jika hal itu dituliskan baik dalam keadaan social, jasmani, kekayaan, hati ataupun akhlaknya ini semua adalah bentuk ghibah digital. 

Ghibah digital ini sama dengan ghibah pada dasarnya karena orang yang melihat atau membaca akan tidak suka, marah atau benci atau bahkan bisa menimbulkan permusuhan dan ini sangat dibenci dalam islam 

Cara Menghindari Ghibah

Diantara cara untuk menghindari ghibah baik untuk guru maupun murid adalah :

Ghibah adaah perbuatan tercela karena membicarakan orang lain yang mana orang yang dibicarakan tidak suka apabila didengar oleh telinganya. Ghibah bayak terjadi dimana, di masyarakat, sekolah, lembaga pendidikan. Bahkan di media sosial.

  1. Berbicara sambal berfifkir
  2. Berbicara sambal berdzikir
  3. Pasang telinga lebar-lebar, tutup mulut rapat-rapat
  4. Fokuskan fikiran pada topuksi pekerjaan
  5. Langsung ucapkan istighfar saat lidah membahas orang lain
  6. Bergaul dengan orang baik
  7. Menjaga lidah setiap saat
  8. Banyak berfikir positif
  9. Ingat selalu kebaikan orang yang ingin di bicarakan
  10. Saling mengingatkan
  11. Memposisikan diri
  12. Intropeksi diri

Kesimpulan

Hendaklah kita menghindari ghibah terlebih di sekolah atau lembaga pendidikan baik yang dilakukan oleh guru kepada murid, guru kepada guru yang lain maupun murid kepada guru karena hal itu akan mengurangi keharmonisan dalam menjalani kehidupan. Dan menghambat prosese kegiatan belajar

 

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar